Rabu, 18 November 2009

Manajemen Waktu Untuk Mahasiswa

Manajemen Waktu Untuk Mahasiswa


Sebenarnya strategi ini bukan hanya untuk mahasiswa tetapi bisa juga diterapkan untuk para pelajar atau bahkan buat para pekerja tentunya perlu ada penyesuain sedikit. Menjadi mahasiswa kegiatannya pun bertambah selain menuntut ilmu, juga mengikuti berbagai aktifitas seperti kegiatan tambahan, organisasi kemahasiswaan, atau aktifitas yang lainnya. Interaksi sosial pun semakin bertambah juga seiring bertambah umurnya, mungkin sudah mulai memikirkan calon pasangan hidup, atau mencari peluang bisnis. Dengan berbagai aktifitas tersebut, tentu seorang mahasiswa harus pandai mengatur waktu, merencanakan kegiatan-kegiatan, dan bahkan banyak aktifitas yang menyita waktu sehingga target belajar pun gagal. Di artikel ini kita mengetahui strategi sukses manajemen waktu untuk mahasiswa agar mengatasi permasalahan tersebut.

1. Belajar dimulai dari subyek yang membosankan atau sulit terlebih dahulu.
Alasannya adalah ketika kita dalam keadaan segar, informasi-informasi yang diperoleh akan cepat diproses sehingga kita bisa menghemat waktu. Selain itu akan lebih mudah mendapatkan semangat atau motivasi untuk mempelajari hal yang menyenangkan ketika keadaan kita sedang lelah daripada harus mempelajari hal / subyek yang membosankan.

2. Tentukan dan identifikasi waktu yang terbaik untuk kita, setiap hari.
Apakah anda merasa termasuk seseorang yang “night person” atau “morning person”? Coba gunakan waktu terbaik yang anda miliki itu untuk belajar. Tentu saja belajar pada waktu terbaik itu setiap harinya, sehingga memungkinkan anda dapat menyelesaikan tugas didalam waktu yang lebih singkat.

3. Cukup dan Berkualitas, itulah kunci untuk tidur dan makan.
Adakalanya ketika ada tugas membutuhkan waktu dan energi yang cukup banyak, kita melupakan atau mengabaikan makan atau tidur. Bahkan tidur pun kadang kala bisa dianggap sebagai “bank” didalam manajemen waktu, ketika harus selesaikan tugas yang belum selesai, waktu tidur pun diambil untuk menyelesaikan tugas. Hal seperti itu tidak efektif karena tubuh akan lebih membutuhkan energi yang lebih banyak untuk menyelesaikan tugas-tugas tersebut agar tidak kelelahan dan konsentrasi tetap terjaga.

4. Tempat atau lingkungan belajar yang kondusif
Pastikan anda mendapatkan tempat belajar yang kondusif yang jauh dari gangguan, mungkin bisa di perpustakaan karena perpustakaan merupakan tempat baik untuk belajar tetapi perpustakaan jam operasinya terbatas.

5. Gunakan waktu menunggu
Ketika menunggu kendaraan atau transpotasi umum untuk pulang pergi kampus, waktu tersebut bisa dimanfaatkan untuk membaca atau ketika menunggu teman, selalu bawa catatan kecil atau ringkasan subyek kuliah, meskipun hanya satu paragraf.

6. Jangan lupa dan jangan tinggalkan rekreasi
Kuliah, bukan berarti harus belajar sepanjang masa, tetap harus mempunyai kehidupan sosial yang baik. Misal berkunjung ke teman atau mengerjakan hobi yang anda sukai.
(by:masur.S.kom)

Sabtu, 14 November 2009

Yang Lalu Biar Berlalu

Jangan hidup dalam mimpi buruk masa lalu, atau di bawah payung gelap masa silam.Selamatkan diri anda dari bayangan masa lalu!
Apakah anda ingin mengembalikan air sungai ke hulu , matahari ke tempatnya terbit , seorok bayi ke perut ibunya, air susu ke payudara sang ibu, dan air mata ke dalam kelopak mata ?
Ingatlah , keterikatan anda dengan masa lalu, keresahan Anda atas apa yng telah terjadi pada masa lalu, adalah kondisi yang sangat naif, memprihatinkan dan menakutkan.
Membaca kembali lembaran pahit masa lalu, hanya akan memupuskan masa depan, mengendurkan semangat dan menyia-nyiakan waktu yang sangat berharga
Adalah bencana besar, manakala kita rela mengabaikan masa depan dan justru hanya disibukkan dengan memikirkan masa lalu. Itu sama halnya dengan mengabaikan istana-istana yang indah dengan sibuk meratapi puing-puing yang telah lapuk.
Padahal betapapun seluruh manusia dan jin bersatu untuk mengembalikan semua hal yang telah berlalu,niscaya mereka tidak akan mampu. Sebab yang demikian itu sudah mustahil pada asalnya.
Orang yang berpikiran jernih tidak akan pernah melihat sedikitpun ke belakang. Pasalnya , angin akan selalu berhembus ke depan, air akan mengalir ke depan, setiap kafilah akan bergerak ke depan, dan segala sesuatu bergerak maju ke depan. Maka dari itu , janganlah melawan sunnah kehidupan.

refrensi
http://id.shvoong.com/humanities/h_philosophy/1700745-yang-lalu-biar-berlalu-la/

Rabu, 11 November 2009

SENYUM

SENYUM yang “Menggoda”

Sobat Senyum, Baginda Rosulullah saw. bersabda, “Jangan meremehkan sedikit pun tentang makruf (berbuat kebajikan) meskipun hanya menjumpai kawan dengan berwajah ceria (senyum).” (HR. Muslim). Kemudian Beliau pun bersabda, “Senyum kalian bagi saudaranya adalah sedekah, beramar ma’ruf dan nahi mungkar yang kalian lakukan untuk saudaranya adalah sedekah, dan kalian menunjukkan jalan bagi seseorang yang tersesat adalah sedekah.” (HR. At Tirmizi dan Abu Dzar)

Senyum adalah salah satu teknik mengosongkan diri dari berbagai prasangka kepada orang lain. Ketika Anda “kosong” artinya Anda siap untuk “diisi”. Semakin ikhlas senyuman yang kita berikan, maka semakin “kosonglah” kita, alias semakin terbukalah kita terhadap kehadiran rejeki dari mana pun juga.

Ya, ketika kita tersenyum artinya kita siap menerima kehadiran orang lain ataupun kehadiran rejeki yang Allah berikan kepada kita. Namun ketika kita Cemberut (Cemberut adalah Senyum yang mengarah ke depan, bukan ke samping sebagaimana lazimnya – pen.), maka sebenarnya kita tengah menutup rejeki yang akan hadir di hadapan kita. Cemberut itu artinya “penuh”, alias tidak siap “diisi” oleh berbagai rejeki dan kebaikan.

Sobat Senyum, Tahukah Anda, ketika Anda tersenyum maka ada sekitar 26 otot wajah Anda yang dikendurkan, sehingga wajar Anda akan terlihat awet muda tatkala rajin tersenyum. Tapi kalau Anda termasuk yang rajin cemberut maka ketahuilah bahwa ada sekitar 62 otot wajah Anda yang sedang dikencangkan, sehingga tak heran jika orang yang rajin cemberut ia akan awet tua, eh maaf maksudnya cepat tua.

Selanjutnya, Informasi yang penulis dapat dari film BBC, bahwa agar senyuman Anda lebih ikhlas dan konprehensif maka kedua sudut luar mata Anda harus terlihat turun dan mata Anda pun terlihat menyipit. Saya memperhatikan bahwa ternyata Gerakan “Buka-Tutup” pada mata berbanding terbalik dengan kondisi “Buka-Tutup” pada Hati Anda. Mata yang agak menyipit dan menutup berarti hati yang mulai melebar dan terbuka. Itu sebabnya, orang yang tersenyum tapi kedua matanya masih terbuka lebar, maka sungguh ketulusan senyumannya harus terus ditingkatkan, sebab kemungkinan besar hatinya masih tertutup.

Ternyata konprehensifitas sebuah senyuman juga dilihat dari terlihat atau tidak terlihatnya barisan gigi seri di bagian depan mulut Anda. Kalau mulut Anda terbuka maka sebenarnya hati Anda siap menerima sesuatu. Tetapi ketika Anda tersenyum, tapi mulut Anda masih tertutup, alias jaim, tanpa berkehendak memperlihatkan gigi seri Anda, maka hati Anda sebenarnya masih ragu atau menutup diri dari kondisi di sekitar Anda. Maka tak heran, dalam bahasa sunda, tertawa disebut dengan istilah seuri.

Namun tersenyum tidak boleh berlebihan. Karena senyum itu sedekah, maka sebagaimana sedekah, senyum pun tidak boleh berlebihan. Sedekah yang dianjurkan oleh Rosulullah saw. adalah maksimal sepertiga dari seluruh harta Anda, artinya ketika Anda tersenyum pun, maka bukalah cukup sepertiga dari luas mulut Anda. Artinya cukup perlihatkan jajaran gigi seri Anda, tak perlu sampai memperlihatkan gigi-gigi graham Anda.

Sobat Senyum, Agar lebih memudahkan Anda, ada baiknya Anda menggunakan Senyum teknik 1225 ketika sedang tersenyum, Teknik 1225 artinya, 1 dari hati yang ikhlas, 2 cm ke kiri, 2 cm ke kanan, serta lakukan minimal selama 5 detik. Insya Allah senyuman Anda akan lebih terlihat seimbang, sempurna dan “menggoda” hadirnya rejeki dan kasih sayang manusia. Mohon diingat, bahwa keseimbangan senyuman Anda melambangkan akan seimbang-tidaknya Hati Anda. Awas, jangan diubah tekniknya menjadi 1230, yang berarti 1 dari hati yang kusut, 2 cm ke depan, dan dilakukan selama 30 detik. Wah bisa runyam dunia. Wallahualam
(sumber http://abihafiz.wordpress.com/2009/11/11/730/)