Suatu hari ada seorang rekan pembaca yang bertanya melalui e-mail, "Pak , bagaimana caranya membangkitkan semangat hidup?" Rekan saya tersebut berkisah bahwa ia sering keliru memaknai sebuah hadits yang berbunyi, "Beramallah untuk duniamu seakan-akan engkau akan hidup selama-lamanya, dan beramallah untuk akhiratmu seakan-akan engkau akan mati besok". Ia beranggapan bahwa untuk apa bekerja keras meraih kesuksesan dunia kalau pada akhirnya kita juga akan mati.
Ya, memang benar kita akan mati, tapi bukan berarti kita menjadi bersikap apatis seperti itu. Memang pada suatu saat nanti maut pasti akan menjemput, dan berakhirlah kontrak hidup kita di dunia ini. Namun jika hal ini menjadikan kita kehilangan semangat untuk berjuang dan bekerja keras untuk mewujudkan cita-cita, atau paling tidak berusaha agar kita bisa meraih kehidupan yang lebih baik maka pemahaman seperti itu kurang benar.
Akhirat memang harus kita dapatkan, namun dunia juga tidak boleh kita abaikan. Dan yang paling ideal adalah kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Semua orang pasti menghendaki kedua hal tersebut. Jadi ada keseimbangan dalam hidup ini. Di samping bekerja keras untuk urusan dunia, di sisi lain kita juga tidak melupakan ibadah kita kepada Tuhan. Kita tidak mementingkan dunia saja, tapi kita juga tetap ingat kepada Allah SWT, dan sadar betul kewajiban kita kepada-Nya. Dengan memahami pentingnya keseimbangan hidup tersebut, kita akan memiliki sebuah semangat untuk menjalani hidup ini dengan dinamis, optimis dan bahagia.
Berikut mari kita uraikan beberapa hal yang dapat membangkitkan semangat hidup, antara lain:
1.Tahu apa hakekat sebenarnya hidup ini.
Banyak orang yang tidak tahu apa sebenarnya hakekat hidup ini. Untuk apa kita hidup? Untuk apa kita ada di dunia ini? Memang butuh perenungan yang dalam untuk menemukan jawaban pertanyaan seperti itu. Bagi Anda yang muslim, pasti Anda pernah mendengar atau membaca firman Allah SWT dalam Al Quran surat Adz Dzariyaat ayat 56 yang artinya, "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku."
Mengabdi/beribadah di sini memiliki arti yang sangat luas. Bukan hanya ibadah yang kaitannya dengan urusan akhirat saja, namun semua ikhtiar dan kerja keras kita dalam hidup ini adalah ibadah. Selama apa yang kita lakukan tidak bertentangan dengan ajaran agama yang kita anut, itu pun bernilai ibadah. Kita berusaha membahagiakan dan mencukupi kebutuhan keluarga kita, itu juga ibadah. Yang penting dari awal kita niatkan apa pun usaha kita hanya untuk mencari keridhoan-Nya dan kita pun harus seimbang dalam mengerjakan urusan dunia dan amalan akhirat.
Jika kita menyadari hal ini, tentu kita akan memiliki semangat untuk mengerjakan semua pekerjaan dan urusan dengan cara yang terbaik. Satu hal yang penting dan tidak boleh dilupakan adalah niat, karena niat akan menentukan nilai amal/perbuatan kita.
2.Tahu cita-cita hidup kita yang tertinggi.
Semua orang memiliki impian dan cita-cita, namun hanya sedikit yang berani mengejar dan mewujudkannya menjadi sebuah pencapaian hidup. Banyak orang kehilangan semangat dalam hidupnya hanya karena mereka tidak tahu atau tidak mau tahu akan apa yang sebenarnya yang mereka mau. Apa yang sebenarnya yang mereka inginkan. Kebanyakan orang hanya menjalankan hidup ini sebagai sebuah rutinitas. Dengan sedikit kenyamanan yang mereka rasakan maka berhenti sampai di situlah impiannya. Mereka takut membuat sedikit perbedaan karena khawatir kenyamanan itu akan hilang.
Semua orang pasti memiliki potensi yang luar biasa, dan keluarbiasaan itu baru akan tergali secara maksimal jika kita sudah bisa keluar dari penjara mental kita. Jika kita sudah menemukan profesi yang paling tepat dengan panggilan jiwa maka kita akan lebih mudah mengaktualisasikan potensi diri kita yang sebenarnya. Dengan itu kita mendedikasikan hidup untuk kehidupan ini; mempersembahkan yang terbaik yang bisa kita berikan untuk peradaban manusia yang sedang kita jalani saat ini.
Banyak orang berbakat yang terjerat borgol emas. Mereka sebenarnya bisa melakukan hal yang lebih, tapi mereka tidak berani melakukan hal yang berbeda atau keluar dari zona nyaman. Banyak orang yang sebenarnya bakatnya di bidang A, namun kenyataannya ia bekerja di bidang C. Ia tidak berani keluar dari pekerjaannya yang sekarang karena tidak adanya jaminan penghasilan jika ia benar-benar keluar. Akhirnya ia merasa kehidupannya bagai di penjara, pekerjaannya mengurung ia seperti di sangkar emas. Tidak salah lagi, bukan potensi terdahsyat yang keluar dari dirinya, namun semua itu seakan menjadi rutinitas agar ada nasi yang bisa dimakan hari ini, besok, dan seterusnya.
Jika Anda ingin kehidupan Anda penuh semangat dan bahagia maka temukan apa yang sebenarnya Anda inginkan dan kejarlah hal itu. Semua butuh perjuangan dan kerja keras, tidak semudah membalikkan telapak tangan. Tapi ada hal yang harus Anda tahu: tidak ada sesuatu yang tidak mungkin dalam hidup ini selama kita mau berusaha dan mencobanya.
3.Bersyukur terhadap apa yang sekarang kita miliki dengan tulus.
Setiap orang mempunyai titik kepuasan sendiri-sendiri. Ada orang yang jika mempunyai rumah satu sudah puas, namun ada juga yang sudah memiliki rumah, hotel, vila dan real estate di berbagai penjuru kota masih belum puas. Ada orang yang punya tabungan 1 juta rupiah sudah merasa kaya, namun ada juga orang yang sudah punya tabungan, deposito, saham, dan asset investasi lainnya bernilai miliaran masih merasa kurang.
Pada umumnya untuk urusan harta benda duniawi orang selalu ingin lebih banyak lagi dan lagi. Jika diukur maka tidak ada batasnya. Kabar buruknya adalah hanya sedikit saja dari mereka yang terpenuhi keinginannya.
Orang yang pikirannya selalu merasa kurang, miskin, tidak beruntung, dan sikap negatif lainnya mana mungkin ia akan bahagia dan bersemangat dalam hidupnya. Jika yang dipikirkan hanyayang tidak dimiliki, mana mungkin kita akan bersyukur. Oleh karena itu, dengan mensyukuri semua yang ada pada kita saat ini, itulah sebenarnya sumber semangat kita. Kita akan sadar bahwa Tuhan sebenarnya sangat sayang kepada kita. Banyak sekali nikmat yang sudah kita rasakan, sementara lebih banyak lagi orang yang nasibnya tidak seberuntung kita. Adapun sesuatu yang kita inginkan yang belum kita miliki, itu adalah kesempatan bagi kita untuk berikhtiar semampu kita untuk mendapatkannya. Jangan pernah kecewa, apalagi putus asa.
4.Yakin bahwa apa pun yang kita lakukan akan mendapat balasan, baik di dunia maupun kelak di akhirat.
Setiap perbuatan kita pasti akan ada efeknya. Kita tersenyum pada orang lain maka orang lain pun akan tersenyum pada kita. Kita tidak sengaja menginjak kaki orang, mungkin bisa saja orang itu akan marah. Kita memberi sedekah (100 ribu misalnya) pada seorang pengemis, pasti si pengemis akan gembira luar biasa seakan itu sebuah mimpi, dan untaian kalimat doa pun keluar dari mulutnya untuk kebaikan kita. Kita marah, orang di sekitar kita pasti menjauh. Di tempat ramai tiba-tiba kita tertawa sendiri tanpa sebab yang masuk akal, mungkin kita akan disangka gila.
Jadi, semua perbuatan (aksi) yang kita lakukan akan menimbulkan efek atau reaksi. Dan efek atau reaksi yang muncul sesuai dengan hukum tabur-tuai. Seperti jika kita menanam padi, bisa dipastikan yang akan tumbuh juga padi. Namun jika kita menanam rumput maka yang akan tumbuh juga rumput. Kalau kita mengharap padi yang akan tumbuh maka kita harus segera bangun dari mimpi buruk.
Setelah kita tahu bahwa apa pun yang kita lakukan akan menimbulkan akibat, baik langsung maupun tidak langsung terhadap diri kita, maka kita harus memilih hanya untuk berbuat yang baik, positif, bermanfaat, dan bernilai saja. Dengan demikian, bisa dipastikan bahwa efek yang akan kembali kepada kita juga hal-hal yang baik pula. Tidak ada yang sia-sia dalam hidup ini jika kita tahu benar apa yang kita lakukan. Sekecil apa pun yang kita lakukan akan dinilai oleh malaikat pencatat amal. Balasannya tidak saja di dunia, tetapi juga kelak di akhirat. Jika kita ingin rekapan catatan amal tersebut isinya bagus maka kita pun harus selalu menjaga agar setiap perbuatan yang kita lakukan adalah perbuatan terbaik. Waktu adalah aset terpenting kita setelah nafas/oksigen maka kita harus mengisinya dengan gerak/aksi/perbuatan yang jelas manfaatnya. Tidak ada waktu yang terbuang sia-sia. Jadi semuanya pantang sia-sia.
Dengan menyadari hal ini akan sulit bagi kita untuk tidak bersemangat. Mungkin keadaan Anda saat ini sedang tidak menyenangkan, tapi bukankah kita bisa merubahnya menjadi sebaliknya dengan aksi kita selanjutnya; dengan respon kita terhadap keadaan tersebut. Jika kekasih meninggalkan kita, bukankah kita bisa cari yang lain lagi. Jika kita di PHK, bukankah kita bisa cari pekerjaan lain yang lebih baik atau membuka usaha sendiri. Jika usaha kita lagi sepi atau bangkrut, masih ada kesempatan untuk bangkit lagi. Demikian seterusnya; selalu ada solusi untuk tiap masalah. Kita hanya perlu tetap bersemangat, optimis dan menjernihkan pikiran agar respon dan aksi kita benar-benar efektif dan efisien. Semoga bermanfaat.
Salam sukses dan Berkah!
Sumber : http://www.esyariah.com/motivasi%20:%20semangat_hidup.php
Sabtu, 26 Maret 2011
Selasa, 08 Maret 2011
REVOLUSI MESIR
Sejarah Negara Mesir.
Republik Arab Mesir atau lebih dikenal sebagai Mesir adalah sebuah Negara yang sebagian wilayahnya terletak di Afrika bagian timur. Luas wilayahnya sekitar 997.739 km persegi dan ibu kota sekaligus kota terbesar di negaranya adalah Kairo. Mesir berbatasan dengan Libya di sebelah barat, Sudan di selatan, jalur Gaza dan Israel di utara timur. Perbatasannya dengan perairan ialah melalui Laut Tengah di utara dan Laut Merah di timur.
Mesir memiliki bahasa resmi Arab dan jenis pemerintahannya bersifat Republik. Jumlah penduduk Mesir pada sensus penduduk tahun 2005 diperkirakan mencapai 77.505.756 jiwa dengan tingkat kepadatan mencapai 77/km2. Mata uang Mesir adalah Pound EGP (Poundsterling Mesir) dan memiliki zona waktu UTC+2.
Mayoritas penduduk Mesir menetap di pinggir Sungai Nil. Sebagian besar daratan merupakan bagian dari gurun Sahara yang jarang dihuni.
Mesir terkenal dengan peradaban kuno dan beberapa monument kuno termegah di dunia, misalnya Piramida Giza, Kuil Karnak dan Lembah Raja serta Kuil Ramses. Di Luxor, sebuah kota di wilayah selatan, terdapat kira-kira artefak kuno yang mencakup sekitar 65% artefak kuno di seluruh dunia. Kini Mesir diakui secara luas sebagai pusat budaya dan political utama di wilayah Arab dan Timur Tengah
Revolusi di Tunisia tidaklah jauh dari kita. Warga Arab telah memasuki suasana yang sarat kemarahan dan frustrasi," kata Sekretaris Jenderal Liga Arab, Amr Moussa, seperti dikutip kantor berita Associated Press.
"Patut dicamkan oleh semua pihak bahwa orang Arab menderita kemiskinan, pengangguran, dan penurunan sejumlah indikator lainnya. Ini menambah masalah politik yang belum beres," lanjut Moussa pada pertemuan yang dihadiri sang tuan rumah, Presiden Mesir Hosni Mubarak.
Moussa tidak salah. Gelombang "revolusi" di Tunisia menyebar ke tetangga-tetangganya, seperti Aljazair dan Mesir. Kini, justru Mesir menderita paling parah sindrom dari Tunisia itu.
Sama seperti di Tunisia, sebagian besar rakyat Mesir marah karena harga kebutuhan pokok kian mahal, dan pekerjaan layak begitu terbatas.
Hampir setengah dari total populasi Mesir, yang berjumlah 80 juta jiwa, hidup di bawah, atau sedikit di atas garis kemiskinan menurut standar PBB US$2 per hari. Meluasnya kemiskinan, tingginya pengangguran, dan inflasi harga pangan menjadi tantangan besar bagi rezim Mubarak
Rakyat Mesir juga telah lama hidup dalam situasi terkekang. Mereka tak leluasa mengkritik kekurangan pemerintah, apalagi kepada Presiden Mubarak yang telah 30 tahun berkuasa. Kritik keras bisa berujung ke penjara.
Maka, seperti di Tunisia dan Aljazair, kemarahan mereka menjadi-jadi saat pemerintah tak bisa lagi mengatasi masalah ekonomi. Dalam suatu demonstrasi terbesar di negara itu, Selasa 25 Januari 2011, rakyat Mesir menuntut rezim Mubarak mundur.
"Ini adalah kali pertama bagi saya ikut unjuk rasa. Kami sudah menjadi bangsa penakut, tapi akhirnya kami berani mengatakan tidak," kata Ismail Syed, seorang pekerja hotel di Kairo yang hanya mendapat upah US$50 per bulan, atau tak sampai Rp500.000.
Para demonstran kompak menyebut aksi Selasa kemarin sebagai "hari revolusi atas penyiksaan, kemiskinan, korupsi, dan pengangguran." Walau pemerintah Mesir sudah mengeluarkan larangan, tak ada jaminan dari kaum oposisi, dan rakyat marah, bahwa demonstrasi tak akan berlanjut
Gejolak Mesir.
Gejolak di Mesir terjadi pada tanggal 25 Januari 2011, dimana Rakyat mesir menuntut presidennya yaitu Hosni Mubarak untuk segera turun dari tahta Kepresidenan karena dianggap sudah tidak mampu lagi memimpin Mesir. Rakyat Mesir menginginkan Revolusi mesir cepat dilakukan dan hal ini menyebabkan demonstrasi besar-besaran sehingga bentrok antara warga Mesir yang pro Mubarak dan yang Anti Mubarak tidak dapat dihindarkan.
Berbagai cara telah dilakukan oleh para demonstran untuk menggulingkan Mubarak. Mereka melakukan berbagai macam aksi anarkis seperti membakar kendaraan pihak keamanan serta bangunan-bangunan milik pemerintah daerah. Aksi anarkis terjadi setelah warga Tunisia berhasil menggulingkan kekuasaan Presidennya yaitu Zine El Abidine Ben Ali dengan cara berunjuk rasa, sehingga hal ini menginspirasi warga Mesir untk melakukan hal yang sama
Pusat Demonstrasi terjadi di Tahrir Square, Kairo, puluhan ribu orang turun kejalan sehingga memasuki episode berdarah. Hujan tembakan mengarah ke demonstran yang menuntuk Presiden Mubarak turun, akibat kejadian ini setidaknya 10 orang tewas dan 1.500 orang terluka.
Berdasarkan data pada tanggal 2 Februari 2011, PBB memperkirakan jumlah korban tewas mencapai 300 orang pada unjuk rasa pemerintahan Mesir, dan jumlah ini terus meningkat setiap harinya dengan laporan-laporan yang belum di konfirmasi dan lebih dari 3.000 cedera dan ratusan orang lainnya ditahan. Sedangkan sumber-sumber keamanan dan medis di Mesir, mengatakan setidaknya 102 orang tewas dalam gelombang unjuk rasa yang melanda Negara Mesir tersebut.
Demonstrasi besar-besaran ini mengakibatkan terputusnya seluruh jaringan komunikasi yang terdapat di Mesir oleh pihak pemerintah baik itu jaringan komunikasi telepon maupun internet, karena pemerintah beranggapan bahwa semakin banyaknya demonstran yang turun kejalan disebabkan karena komunikasi yang dilakukan oleh warga Mesir melalui situs jejaring sosial seperti facebook dan twitter.
Bukan hanya saluran komunikasi saja yang ditutup oleh pemerintah, bank-bank yang terdapat di Mesir juga ditutup oleh pemerintah Mesir, sehingga hal ini menyulitkan warga Mesir untuk mendapatkan bahan pokok. Namun berdasarkan kabar terakhir yang saya dapat bahwa bank-bank di Mesir telah dibuka kembali. Hal ini dikarenakan pemerintah Mesir memperkirakan kerugian yang terjadi karena penutupan bank-bank di Mesir dapat merugikan ekonomi Negara tersebut. Salah satu Bank yaitu Credit Agricole mengatakan bahwa penutupan Bank selama aksi demonstrasi berjalan mengakibatkan kerugian Negara mencapai US$310 juta perhari.
Rakyat Mesir Ajukan Empat Tuntutan
VIVAnews - Rakyat Mesir menggelar demonstrasi secara serentak di sejumlah kota, Selasa 25 Januari 2011 waktu setempat. Aksi itu merupakan yang terbesar di Mesir.
Laman stasiun radio Iran, IRIB World Service, mengungkapkan sejumlah tuntutan para demonstran kepada pemerintah Mesir. Pada intinya mereka ingin mengakhiri rezim Presiden Hosni Mubarak, yang telah memerintah Mesir selama 30 tahun, di tengah krisis ekonomi yang melanda Negeri Piramid itu.
Dalam selebaran yang dibagi-bagikan kepada para peserta demo, dicantumkan empat tuntutan:
Pertama, pengunduran diri Mubarak. Kedua, pengunduran diri kabinet yang dipimpin oleh Perdana Menteri Ahmed Mohamed Mahmoud Nazef. Ketiga, pembubaran parlemen dan penjadwalan ulang pemilu. Keempat, pembentukan pemerintahan baru pilihan rakyat.
Kamal El Helbawy, mantan juru bicara Ikhwanul Muslimin, mengatakan kepada stasiun televisi Iran, Press TV, bahwa demonstrasi kemarin merupakan yang terbesar dan paling signifikan dalam sejarah Mesir.
Dalam demonstrasi kemarin, sedikitnya dua demonstran dan seorang polisi tewas setelah terlibat baku hantam. Sementara itu, harian Al-Wafd mengungkapkan bahwa polisi menahan 600 orang dalam aksi unjuk rasa serentak Selasa lalu di Kairo, Alexandria, Port Said, Tantan, al-Mahala, Asiut, al-Bahira, dan al-Quium. Sekitar 200.000 orang turut dalam unjuk rasa itu.
Para demonstran kompak menyebut aksi Selasa kemarin sebagai hari revolusi atas penyiksaan, kemiskinan, korupsi, dan pengangguran. Belum ada kepastian apakah demonstrasi akan berhenti atau akan terus berlanjut.
Mubarak telah memerintah Mesir sejak 1981 dan kini sudah berusia 82 tahun. Namun, dia belum menentukan sikap apakah akan kembali mencalonkan diri sebagai presiden untuk enam tahun berikut atau memilih pensiun.
Putranya, Gamal, dikabarkan pergi menuju Inggris, Selasa 25 Januari 2011. sebelum muncul krisis di Mesir, Gamal difavoritkan sebagai pengganti ayahnya.
Hampir setengah dari total populasi Mesir--yang berjumlah 80 juta jiwa--hidup di bawah atau sedikit di atas garis kemiskinan, yang menurut standar PBB adalah US$2 per hari. Meluasnya kemiskinan, tingginya tingkat pengangguran, dan inflasi harga pangan menjadi tantangan besar bagi rezim Mubarak.
Pecah, Demonstrasi Terbesar di Mesir
VIVAnews - Pihak keamanan Mesir terpaksa berjibaku dengan para demonstran dalam unjuk rasa serentak di sejumlah kota, dari Selasa hingga Rabu dini hari. Ini merupakan demonstrasi terbesar di Mesir dalam beberapa tahun terakhir sebagai bentuk kemarahan masyarakat terhadap rezim otoriter Presiden Hosni Mubarak di tengah krisis ekonomi di negara mereka.
"Turunkan Hosni Mubarak, turunkan sang tiran. Kami tidak menginginkan engkau!" teriak para demonstran di Kairo, seperti dilaporkan kantor berita Associated Press. Dalam demonstrasi kemarin, sedikitnya dua demonstran dan seorang polisi tewas setelah terlibat baku hantam.
Demonstrasi massal di Mesir itu terinspirasi oleh gerakan massa di Tunisia beberapa pekan sebelumnya. Didera masalah serupa, yaitu mahalnya harga kebutuhan pokok dan tingginya tingkat pengangguran, rakyat Tunisia berhasil membuat presiden yang telah berkuasa selama 23 tahun, Zine Ben Ali, kabur keluar negeri pada 14 Januari lalu.
Ketidakpuasan atas lambannya pemerintahan Mubarak mengatasi krisis ekonomi membuat sebagian kalangan di Mesir marah. Mereka juga tidak tahan ditekan rezim Mubarak, yang dianggap selalu bertindak sewenang-wenang.
Maka para demonstran kompak menyebut aksi Selasa kemarin sebagai "hari revolusi atas penyiksaan, kemiskinan, korupsi, dan pengangguran," belum ada kepastian apakah demonstrasi akan terus berlanjut.
"Ini merupakan kali pertama bagi saya ikut unjuk rasa. Kami sudah menjadi bangsa penakut, namun akhirnya kami berani mengatakan tidak," kata Ismail Syed, seorang pekerja hotel yang hanya mendapat upah sekitar US$50 per bulan, atau tidak sampai Rp500 ribu.
"Kami ingin perubahan, sama seperti di Tunisia," kata Lamia Rayan.
Sementara itu, pemerintah menyesalkan sikap anarkis para pengunjuk rasa sehingga terjadi bentrokan. "Ada yang sampai melempar batu ke polisi dan yang lainnya berbuat rusuh dan merusak properti negara," demikian pernyataan Kementrian Dalam Negeri. Karena itulah, menurutnya pemerintah harus mengambil tindakan keras.
Hampir setengah dari total populasi Mesir--yang berjumlah 80 juta jiwa--hidup di bawah atau sedikit di atas garis kemiskinan, yang menurut standar PBB adalah US$2 per hari. Meluasnya kemiskinan, tingginya tingkat pengangguran, dan inflasi harga pangan menjadi tantangan besar bagi rezim Mubarak.
Selain itu, Mesir juga mengalami ketegangan antara kaum Muslim dengan Kristen Koptik.
Mubarak telah memerintah Mesir sejak 1981 dan kini sudah berusia 82 tahun. Namun, dia belum menentukan sikap apakah akan kembali mencalonkan diri sebagai presiden untuk enam tahun berikut atau memilih pensiun. (kd)
Mesir Dilanda Demo, Putra Presiden Kabur
VIVAnews - Putra presiden Mesir, Gamal Mubarak, bersama keluarganya menyelamatkan diri ke Inggris di tengah kekacauan di negaranya. Padahal, sebelum muncul krisis di Mesir, Gamal sering disebut-sebut sebagai calon pengganti ayahnya, Hosni Mubarak, yang telah 30 tahun berkuasa di Mesir.
Menurut media Akhbar al-Arab, seperti yang dikutip The Times of India, Gamal bersama istri dan putrinya terbang ke London dari bandara di Kairo. Keberadaan Mubarak sendiri tidak diungkapkan.
Laporan itu muncul saat demonstrasi menentang rezim Mubarak berlangsung secara serentak di penjuru Mesir, Selasa 25 Januari 2011. Pihak keamanan Mesir terpaksa berjibaku dengan para demonstran dalam unjuk rasa serentak di sejumlah kota, dari Selasa hingga Rabu dini hari waktu setempat.
Menurut kantor berita Associated Press, aksi Selasa kemarin merupakan demonstrasi terbesar di Mesir dalam beberapa tahun terakhir sebagai bentuk kemarahan masyarakat terhadap rezim otoriter Presiden Hosni Mubarak karena tidak mampu mengatasi krisis naiknya harga kebutuhan pokok dan tingginya pengangguran.
Dalam demonstrasi kemarin, sedikitnya dua demonstran dan seorang polisi tewas setelah terlibat baku hantam. Mereka menuntut Mubarak agar segera turun dari kekuasaan sekaligus mengakhiri status keadaan darurat di Mesir, yang diterapkan Mubarak sejak memerintah pada 1981.
Para demonstran juga menginginkan agar parlemen mengesahkan undang-undang baru agar seorang presiden tidak boleh memimpin lebih dari dua periode berturut-turut. Selain itu, para demonstran juga mendesak Menteri Dalam Negeri Habib al-Adly segera mundur dari jabatannya.
Sementara itu, harian Al-Wafd mengungkapkan bahwa polisi menahan 600 orang dalam aksi unjuk rasa serentak Selasa lalu di Kairo, Alexandria, Port Said, Tantan, al-Mahala, Asiut, al-Bahira, dan al-Quium. Sekitar 200.000 orang turut dalam unjuk rasa itu.
Para demonstran kompak menyebut aksi Selasa kemarin sebagai "hari revolusi atas penyiksaan, kemiskinan, korupsi, dan pengangguran," belum ada kepastian apakah demonstrasi akan berhenti atau akan terus berlanjut.
Mubarak telah memerintah Mesir sejak 1981 dan kini sudah berusia 82 tahun. Namun, dia belum menentukan sikap apakah akan kembali mencalonkan diri sebagai presiden untuk enam tahun berikut atau memilih pensiun.
Republik Arab Mesir atau lebih dikenal sebagai Mesir adalah sebuah Negara yang sebagian wilayahnya terletak di Afrika bagian timur. Luas wilayahnya sekitar 997.739 km persegi dan ibu kota sekaligus kota terbesar di negaranya adalah Kairo. Mesir berbatasan dengan Libya di sebelah barat, Sudan di selatan, jalur Gaza dan Israel di utara timur. Perbatasannya dengan perairan ialah melalui Laut Tengah di utara dan Laut Merah di timur.
Mesir memiliki bahasa resmi Arab dan jenis pemerintahannya bersifat Republik. Jumlah penduduk Mesir pada sensus penduduk tahun 2005 diperkirakan mencapai 77.505.756 jiwa dengan tingkat kepadatan mencapai 77/km2. Mata uang Mesir adalah Pound EGP (Poundsterling Mesir) dan memiliki zona waktu UTC+2.
Mayoritas penduduk Mesir menetap di pinggir Sungai Nil. Sebagian besar daratan merupakan bagian dari gurun Sahara yang jarang dihuni.
Mesir terkenal dengan peradaban kuno dan beberapa monument kuno termegah di dunia, misalnya Piramida Giza, Kuil Karnak dan Lembah Raja serta Kuil Ramses. Di Luxor, sebuah kota di wilayah selatan, terdapat kira-kira artefak kuno yang mencakup sekitar 65% artefak kuno di seluruh dunia. Kini Mesir diakui secara luas sebagai pusat budaya dan political utama di wilayah Arab dan Timur Tengah
Revolusi di Tunisia tidaklah jauh dari kita. Warga Arab telah memasuki suasana yang sarat kemarahan dan frustrasi," kata Sekretaris Jenderal Liga Arab, Amr Moussa, seperti dikutip kantor berita Associated Press.
"Patut dicamkan oleh semua pihak bahwa orang Arab menderita kemiskinan, pengangguran, dan penurunan sejumlah indikator lainnya. Ini menambah masalah politik yang belum beres," lanjut Moussa pada pertemuan yang dihadiri sang tuan rumah, Presiden Mesir Hosni Mubarak.
Moussa tidak salah. Gelombang "revolusi" di Tunisia menyebar ke tetangga-tetangganya, seperti Aljazair dan Mesir. Kini, justru Mesir menderita paling parah sindrom dari Tunisia itu.
Sama seperti di Tunisia, sebagian besar rakyat Mesir marah karena harga kebutuhan pokok kian mahal, dan pekerjaan layak begitu terbatas.
Hampir setengah dari total populasi Mesir, yang berjumlah 80 juta jiwa, hidup di bawah, atau sedikit di atas garis kemiskinan menurut standar PBB US$2 per hari. Meluasnya kemiskinan, tingginya pengangguran, dan inflasi harga pangan menjadi tantangan besar bagi rezim Mubarak
Rakyat Mesir juga telah lama hidup dalam situasi terkekang. Mereka tak leluasa mengkritik kekurangan pemerintah, apalagi kepada Presiden Mubarak yang telah 30 tahun berkuasa. Kritik keras bisa berujung ke penjara.
Maka, seperti di Tunisia dan Aljazair, kemarahan mereka menjadi-jadi saat pemerintah tak bisa lagi mengatasi masalah ekonomi. Dalam suatu demonstrasi terbesar di negara itu, Selasa 25 Januari 2011, rakyat Mesir menuntut rezim Mubarak mundur.
"Ini adalah kali pertama bagi saya ikut unjuk rasa. Kami sudah menjadi bangsa penakut, tapi akhirnya kami berani mengatakan tidak," kata Ismail Syed, seorang pekerja hotel di Kairo yang hanya mendapat upah US$50 per bulan, atau tak sampai Rp500.000.
Para demonstran kompak menyebut aksi Selasa kemarin sebagai "hari revolusi atas penyiksaan, kemiskinan, korupsi, dan pengangguran." Walau pemerintah Mesir sudah mengeluarkan larangan, tak ada jaminan dari kaum oposisi, dan rakyat marah, bahwa demonstrasi tak akan berlanjut
Gejolak Mesir.
Gejolak di Mesir terjadi pada tanggal 25 Januari 2011, dimana Rakyat mesir menuntut presidennya yaitu Hosni Mubarak untuk segera turun dari tahta Kepresidenan karena dianggap sudah tidak mampu lagi memimpin Mesir. Rakyat Mesir menginginkan Revolusi mesir cepat dilakukan dan hal ini menyebabkan demonstrasi besar-besaran sehingga bentrok antara warga Mesir yang pro Mubarak dan yang Anti Mubarak tidak dapat dihindarkan.
Berbagai cara telah dilakukan oleh para demonstran untuk menggulingkan Mubarak. Mereka melakukan berbagai macam aksi anarkis seperti membakar kendaraan pihak keamanan serta bangunan-bangunan milik pemerintah daerah. Aksi anarkis terjadi setelah warga Tunisia berhasil menggulingkan kekuasaan Presidennya yaitu Zine El Abidine Ben Ali dengan cara berunjuk rasa, sehingga hal ini menginspirasi warga Mesir untk melakukan hal yang sama
Pusat Demonstrasi terjadi di Tahrir Square, Kairo, puluhan ribu orang turun kejalan sehingga memasuki episode berdarah. Hujan tembakan mengarah ke demonstran yang menuntuk Presiden Mubarak turun, akibat kejadian ini setidaknya 10 orang tewas dan 1.500 orang terluka.
Berdasarkan data pada tanggal 2 Februari 2011, PBB memperkirakan jumlah korban tewas mencapai 300 orang pada unjuk rasa pemerintahan Mesir, dan jumlah ini terus meningkat setiap harinya dengan laporan-laporan yang belum di konfirmasi dan lebih dari 3.000 cedera dan ratusan orang lainnya ditahan. Sedangkan sumber-sumber keamanan dan medis di Mesir, mengatakan setidaknya 102 orang tewas dalam gelombang unjuk rasa yang melanda Negara Mesir tersebut.
Demonstrasi besar-besaran ini mengakibatkan terputusnya seluruh jaringan komunikasi yang terdapat di Mesir oleh pihak pemerintah baik itu jaringan komunikasi telepon maupun internet, karena pemerintah beranggapan bahwa semakin banyaknya demonstran yang turun kejalan disebabkan karena komunikasi yang dilakukan oleh warga Mesir melalui situs jejaring sosial seperti facebook dan twitter.
Bukan hanya saluran komunikasi saja yang ditutup oleh pemerintah, bank-bank yang terdapat di Mesir juga ditutup oleh pemerintah Mesir, sehingga hal ini menyulitkan warga Mesir untuk mendapatkan bahan pokok. Namun berdasarkan kabar terakhir yang saya dapat bahwa bank-bank di Mesir telah dibuka kembali. Hal ini dikarenakan pemerintah Mesir memperkirakan kerugian yang terjadi karena penutupan bank-bank di Mesir dapat merugikan ekonomi Negara tersebut. Salah satu Bank yaitu Credit Agricole mengatakan bahwa penutupan Bank selama aksi demonstrasi berjalan mengakibatkan kerugian Negara mencapai US$310 juta perhari.
Rakyat Mesir Ajukan Empat Tuntutan
VIVAnews - Rakyat Mesir menggelar demonstrasi secara serentak di sejumlah kota, Selasa 25 Januari 2011 waktu setempat. Aksi itu merupakan yang terbesar di Mesir.
Laman stasiun radio Iran, IRIB World Service, mengungkapkan sejumlah tuntutan para demonstran kepada pemerintah Mesir. Pada intinya mereka ingin mengakhiri rezim Presiden Hosni Mubarak, yang telah memerintah Mesir selama 30 tahun, di tengah krisis ekonomi yang melanda Negeri Piramid itu.
Dalam selebaran yang dibagi-bagikan kepada para peserta demo, dicantumkan empat tuntutan:
Pertama, pengunduran diri Mubarak. Kedua, pengunduran diri kabinet yang dipimpin oleh Perdana Menteri Ahmed Mohamed Mahmoud Nazef. Ketiga, pembubaran parlemen dan penjadwalan ulang pemilu. Keempat, pembentukan pemerintahan baru pilihan rakyat.
Kamal El Helbawy, mantan juru bicara Ikhwanul Muslimin, mengatakan kepada stasiun televisi Iran, Press TV, bahwa demonstrasi kemarin merupakan yang terbesar dan paling signifikan dalam sejarah Mesir.
Dalam demonstrasi kemarin, sedikitnya dua demonstran dan seorang polisi tewas setelah terlibat baku hantam. Sementara itu, harian Al-Wafd mengungkapkan bahwa polisi menahan 600 orang dalam aksi unjuk rasa serentak Selasa lalu di Kairo, Alexandria, Port Said, Tantan, al-Mahala, Asiut, al-Bahira, dan al-Quium. Sekitar 200.000 orang turut dalam unjuk rasa itu.
Para demonstran kompak menyebut aksi Selasa kemarin sebagai hari revolusi atas penyiksaan, kemiskinan, korupsi, dan pengangguran. Belum ada kepastian apakah demonstrasi akan berhenti atau akan terus berlanjut.
Mubarak telah memerintah Mesir sejak 1981 dan kini sudah berusia 82 tahun. Namun, dia belum menentukan sikap apakah akan kembali mencalonkan diri sebagai presiden untuk enam tahun berikut atau memilih pensiun.
Putranya, Gamal, dikabarkan pergi menuju Inggris, Selasa 25 Januari 2011. sebelum muncul krisis di Mesir, Gamal difavoritkan sebagai pengganti ayahnya.
Hampir setengah dari total populasi Mesir--yang berjumlah 80 juta jiwa--hidup di bawah atau sedikit di atas garis kemiskinan, yang menurut standar PBB adalah US$2 per hari. Meluasnya kemiskinan, tingginya tingkat pengangguran, dan inflasi harga pangan menjadi tantangan besar bagi rezim Mubarak.
Pecah, Demonstrasi Terbesar di Mesir
VIVAnews - Pihak keamanan Mesir terpaksa berjibaku dengan para demonstran dalam unjuk rasa serentak di sejumlah kota, dari Selasa hingga Rabu dini hari. Ini merupakan demonstrasi terbesar di Mesir dalam beberapa tahun terakhir sebagai bentuk kemarahan masyarakat terhadap rezim otoriter Presiden Hosni Mubarak di tengah krisis ekonomi di negara mereka.
"Turunkan Hosni Mubarak, turunkan sang tiran. Kami tidak menginginkan engkau!" teriak para demonstran di Kairo, seperti dilaporkan kantor berita Associated Press. Dalam demonstrasi kemarin, sedikitnya dua demonstran dan seorang polisi tewas setelah terlibat baku hantam.
Demonstrasi massal di Mesir itu terinspirasi oleh gerakan massa di Tunisia beberapa pekan sebelumnya. Didera masalah serupa, yaitu mahalnya harga kebutuhan pokok dan tingginya tingkat pengangguran, rakyat Tunisia berhasil membuat presiden yang telah berkuasa selama 23 tahun, Zine Ben Ali, kabur keluar negeri pada 14 Januari lalu.
Ketidakpuasan atas lambannya pemerintahan Mubarak mengatasi krisis ekonomi membuat sebagian kalangan di Mesir marah. Mereka juga tidak tahan ditekan rezim Mubarak, yang dianggap selalu bertindak sewenang-wenang.
Maka para demonstran kompak menyebut aksi Selasa kemarin sebagai "hari revolusi atas penyiksaan, kemiskinan, korupsi, dan pengangguran," belum ada kepastian apakah demonstrasi akan terus berlanjut.
"Ini merupakan kali pertama bagi saya ikut unjuk rasa. Kami sudah menjadi bangsa penakut, namun akhirnya kami berani mengatakan tidak," kata Ismail Syed, seorang pekerja hotel yang hanya mendapat upah sekitar US$50 per bulan, atau tidak sampai Rp500 ribu.
"Kami ingin perubahan, sama seperti di Tunisia," kata Lamia Rayan.
Sementara itu, pemerintah menyesalkan sikap anarkis para pengunjuk rasa sehingga terjadi bentrokan. "Ada yang sampai melempar batu ke polisi dan yang lainnya berbuat rusuh dan merusak properti negara," demikian pernyataan Kementrian Dalam Negeri. Karena itulah, menurutnya pemerintah harus mengambil tindakan keras.
Hampir setengah dari total populasi Mesir--yang berjumlah 80 juta jiwa--hidup di bawah atau sedikit di atas garis kemiskinan, yang menurut standar PBB adalah US$2 per hari. Meluasnya kemiskinan, tingginya tingkat pengangguran, dan inflasi harga pangan menjadi tantangan besar bagi rezim Mubarak.
Selain itu, Mesir juga mengalami ketegangan antara kaum Muslim dengan Kristen Koptik.
Mubarak telah memerintah Mesir sejak 1981 dan kini sudah berusia 82 tahun. Namun, dia belum menentukan sikap apakah akan kembali mencalonkan diri sebagai presiden untuk enam tahun berikut atau memilih pensiun. (kd)
Mesir Dilanda Demo, Putra Presiden Kabur
VIVAnews - Putra presiden Mesir, Gamal Mubarak, bersama keluarganya menyelamatkan diri ke Inggris di tengah kekacauan di negaranya. Padahal, sebelum muncul krisis di Mesir, Gamal sering disebut-sebut sebagai calon pengganti ayahnya, Hosni Mubarak, yang telah 30 tahun berkuasa di Mesir.
Menurut media Akhbar al-Arab, seperti yang dikutip The Times of India, Gamal bersama istri dan putrinya terbang ke London dari bandara di Kairo. Keberadaan Mubarak sendiri tidak diungkapkan.
Laporan itu muncul saat demonstrasi menentang rezim Mubarak berlangsung secara serentak di penjuru Mesir, Selasa 25 Januari 2011. Pihak keamanan Mesir terpaksa berjibaku dengan para demonstran dalam unjuk rasa serentak di sejumlah kota, dari Selasa hingga Rabu dini hari waktu setempat.
Menurut kantor berita Associated Press, aksi Selasa kemarin merupakan demonstrasi terbesar di Mesir dalam beberapa tahun terakhir sebagai bentuk kemarahan masyarakat terhadap rezim otoriter Presiden Hosni Mubarak karena tidak mampu mengatasi krisis naiknya harga kebutuhan pokok dan tingginya pengangguran.
Dalam demonstrasi kemarin, sedikitnya dua demonstran dan seorang polisi tewas setelah terlibat baku hantam. Mereka menuntut Mubarak agar segera turun dari kekuasaan sekaligus mengakhiri status keadaan darurat di Mesir, yang diterapkan Mubarak sejak memerintah pada 1981.
Para demonstran juga menginginkan agar parlemen mengesahkan undang-undang baru agar seorang presiden tidak boleh memimpin lebih dari dua periode berturut-turut. Selain itu, para demonstran juga mendesak Menteri Dalam Negeri Habib al-Adly segera mundur dari jabatannya.
Sementara itu, harian Al-Wafd mengungkapkan bahwa polisi menahan 600 orang dalam aksi unjuk rasa serentak Selasa lalu di Kairo, Alexandria, Port Said, Tantan, al-Mahala, Asiut, al-Bahira, dan al-Quium. Sekitar 200.000 orang turut dalam unjuk rasa itu.
Para demonstran kompak menyebut aksi Selasa kemarin sebagai "hari revolusi atas penyiksaan, kemiskinan, korupsi, dan pengangguran," belum ada kepastian apakah demonstrasi akan berhenti atau akan terus berlanjut.
Mubarak telah memerintah Mesir sejak 1981 dan kini sudah berusia 82 tahun. Namun, dia belum menentukan sikap apakah akan kembali mencalonkan diri sebagai presiden untuk enam tahun berikut atau memilih pensiun.
Langganan:
Postingan (Atom)